Tes Part Racing, Kem VS Knalpot!


Honda CBR 150R sudah muncul versi baru, salah satu teknologi unggulannya adalah injeksi bahan bakar PGM-FI. Tapi sayangnya, teknologi ramah lingkungan ini dianggap sebagai penghalang buat yang gemar ngoprek.

Kalau dulu di eranya karburator, sehabis pasang knalpot racing bisa langsung ganti spuyer agar suplai bensin makin deras. Disesuaikan dengan kebutuhan ruang bakar biar performanya makin maksimal. 

Tapi bagaimana dengan versi injeksi? Bisa dong, pakai piggyback. Dengan perangkat penipu ECM (Electronic Control Module) ini jumlah bahan bakarnya bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan mesin. Malah lebih detail karena AFR (Air Fuel Ratio) bisa dibuat ideal di semua putaran mesin.

Untuk membuktikannya mari kita coba. Pasang dulu knalpot racing DBS dari Thailand. "Knalpot racing ini bisa dipasang di CBR 150R lama dan baru. Rangka dan mesinnya kan sama saja," buka Sumantri dari Chips Motor yang menjajakan knalpot ini.

"Ada empat jenis finishing. Titan, stainless, rainbow dan carbon. Masing-masing harganya Rp 1,6 juta, Rp 1,9 juta, Rp 2 juta dan Rp 2,2 juta," bebernya.
Pakai knalpot DBS dan Power Commander V. Karet di air box dilepas agar suplay udara makin lancar.
Sedang piggyback-nya dipilih keluaran Dynojet, Power Commander V.  Sebelumnya harus mengubah mapping injector. "Enggak lama kok. Lebih cepat karena kita setting di atas dyno. Power Commander V dan dyno Dynojet saling terkoneksi sehingga setting bisa lebih cepat," jelas Brahmantio, manager Sportisi Motorsport (SM). 

Dyno Dynojet yang memiliki fungsi closed-loop control kecepatan dan putaran mesin. Fungsinya untuk menahan kecepatan roda atau putaran mesin pada titik tertentu. Putaran mesin perlu ditahan untuk memudahkan melakukan remapping, mengisi kolom-kolom mapping sesuai AFR.

Untuk menyelesaikan satu settingan, sang tuner harus memasukan data tiap putaran mesin dari 250 rpm sampai kelipatannya, dalam 9 tahap bukaan gas. Dari 2%, 5%, 10% hingga full throttle atau 100%. Sehingga disemua putaran mesin dan bukaan gas, perbandingan udara dan bahan bakar selalu pas. Tidak ada lagi kebasahan atau terlalu kering.

Dipasaran piggyback ini dilepas Rp 3,6 jutaan. "Tapi kalau mau yang lebih hemat bisa pakai Digital Fuel Control (DFC). Cuma Rp 2,5 juta tapi compatible dengan power commander," jelas Brahmantio. Mapping-nya bisa diisi data dari Power Commander.
Hasilnya lumayan nendang! Pada kondisi standar tanpa knalpot racing dan piggyback, tenaga CBR 150R ini hanya 15 hp dan torsinya 11,21 Nm. Setelah dipasang dua racing part harian tadi, melonjak jadi 16,97 hp atau naik 11,7 persen dan torsinya jadi 12,56 Nm.

Saat dijajal pun terasa bedanya. Putaran bawah yang sebelumnya lambat jadi terasa lebih cepat. Akselerasi dan rambatan tenaga di putaran atas lebih mantab. (motorplus-online.com)

0 Response to "Tes Part Racing, Kem VS Knalpot!"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme | Blogger Templates | Best Credit Cards